Transisi Energi, Pupuk Kujang Bertahap Lakukan Hijrah Kelistrikan

Transisi Energi, Pupuk Kujang Bertahap Lakukan Hijrah Kelistrikan


KlikKarawang
PT Pupuk Kujang melakukan berbagai langkah dan strategi untuk melakukan percepatan transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Untuk mewujudkannya, anak perusahaan Pupuk Indonesia (Persero) tersebut merancang berbagai langkah bisnis dan operasional supaya selaras dengan transisi energi seperti pengurangan karbon hingga pengurangan energi baru terbarukan. 

Dalam aspek transisi energi, Pupuk Kujang secara bertahap melakukan hijrah kelistrikan. Caranya, dengan menggunakan listrik EBT dari PLN. Listrik bersih itu dihasilkan melalui proses yang ramah lingkungan dan menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT), seperti pembangkit listrik tenaga air, panas bumi, bioenergi, hibrid, angin dan tenaga surya. 

Untuk membedakannya dengan listrik biasa, pengguna listrik bersih biasanya meraih sertifikat khusus yang disebut sertifikat Renewable Energy Certificate (REC). Penggunaan itu dimulai pada pertengahan Juli 2022. Melalui kerjasama dengan PLN UP3 Karawang, Pupuk Kujang saat itu mulai membeli 1800 unit Renewable Energy Certificate (REC) per bulan, atau setara dengan 1800 megawatt-hours (MWh) per bulan. 

Langkah lainnya menuju NZE, adalah memperbanyak kendaraan listrik untuk operasional. Langkah yang dimulai pada Maret 2023 itu diawali dengan penggunaan 40 unit motor listrik untuk operasional pabrik. “Dengan motor listrik, emisi yang dihasilkan kendaraan operasional bisa ditekan,” kata Ade Cahya Kurniawan, Sekretaris Perusahaan Pupuk Kujang, Kamis, 10 Oktober 2024. 

Upaya transisi menuju NZE juga dilakukan hingga aspek produksi. Misalnya dengan mendirikan pabrik dry ice atau es kering. Pabrik ini bisa mencegah 3 ribu ton karbon rilis ke udara dalam setahun. Tentu ini bisa sekaligus mengurangi efek rumah kaca,” kata Ade.

Seperti diketahui, dry ice merupakan komoditas yang dibuat dari Co2 atau karbon dioksida. Sebagai perusahaan petrokimia, Pupuk Kujang memiliki karbon dioksida yang melimpah. Senyawa itu merupakan buangan dari pabrik amoniak, suatu zat kimia yang digunakan sebagai bahan baku pupuk. 

“Jika sebelumnya Co2 terbuang ke udara, dengan teknologi, kita manfaatkan gas buang itu supaya tidak mubazir. Caranya dengan menangkap lalu membuatnya menjadi dry ice, yang bernilai ekonomi dan ekologi. Alhamdulillah melalui pabrik ini, karbon dioksida bisa kita recover dan manfaaatkan sehingga bisa mengurangi emisi kita. Dengan pabrik ini, tidak ada bahan yang mubazir, bahkan emisi ini bisa kita manfaatkan menjadi keuntungan,” kata Ade.

Pabrik dry ice ini menambah daftar produk non pupuk yang dibuat Pupuk Kujang. Sebelumnya, Pupuk Kujang juga telah membuat produk non pupuk lainnya yaitu amonia, aquos, air demin, hingga pemenuhan kebutuhan industri dan utilitas. Adapun dalam memanfaatkan Co2, Pupuk Kujang telah membuat Co2 cair yang juga punya fungsi industri dan bisa dijual. (rls/nof)