Presiden Jokowi Resmikan Tambak Ikan Nila Salin Di Karawang

Presiden Jokowi Resmikan Tambak Ikan Nila Salin Di Karawang


KlikKarawang
- Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkeliling di kawasan modeling budidaya ikan nila salin milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Kecamatan Cilebar, Karawang, Rabu (8/5) pagi. Setelah dirinya secara simbolis dengan penekanan sirine dan penandatanganan prasasti bersama Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. 


Menurut Jokowi, sejak lama kekosongan tambak udang di wilayah Pantura terjadi kekosongan. Sehingga pemerintah kemudian melakukan pembangunan fasilitas sarana prasarana modeling nila salin dengan biaya investasi sebesar Rp 76 miliar yang dikelola oleh Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budi Daya (BLUPPB).


"Ada 78 ribu hektare sepanjang dari Serang sampai Banyuwangi, dari Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur. 78 ribu hektare tambak yang idle yang akan kita siapkan,"katanya


Dikatakannya, saat ini yang paling mungkin untuk dibudidayakan yaitu tambak ikan nila. Mengingat permintaan pasar dunia yang sangat besar.



"Tambak ikan nila memiliki permintaan pasar dunia yang sangat besar sekali. Tahun 2024 saja 14,4 miliar dolar AS, kurang lebih Rp230-an triliun sangat gede sekali,"ujarnya 


Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menambahkan, pihaknya telah melakukan penelitian dan kajian untuk budidaya ikan nila salin di wilayah Pantura. Alhasil, lahan 83 hektare saat ini akan dilanjutkan hingga 150 hektare untuk budidaya ikan nila salin.


"Per tahun bisa 10 ribu ton dengan berat per ekor tidak kurang dari 1 Kg. Kita punya potensi 86 hektare di wilayah Pantura, bisa 4 juta ton setahun,"katanya 


Berdasarkan siaran pers Kementerian KKP, lahan tersebut awalnya merupakan tambak udang yang dibangun oleh Presiden Soeharto sejak 1984 dengan nama Proyek Pandu Tambak Inti Rakyat dan berhenti pada 1998.


Sejak program tidak berjalan lahan tambak udang tersebut terkontaminasi, sehingga menjadi aset negara tanpa fungsi selama puluhan tahun.


Budidaya ikan nila salin yang dibangun dengan nilai investasi mencapai Rp76 miliar itu kini dikelola oleh Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budi Daya (BLUPPB).


Selain kolam produksi, terdapat fasilitas lain di antaranya Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL), inlet outlet, tandon, hingga laboratorium. Proses produksinya juga sudah mengedepankan teknologi terkini salah satunya penggunaan mesin pakan otomatis. (Nof)