Petani Karawang Paling Telat Tanam Di Jawa Barat

Petani Karawang Paling Telat Tanam Di Jawa Barat

KlikKarawang - Kabupaten Karawang menjadi wilayah yang paling terlambat di Jawa Barat untuk melakukan tanam padi. Mengantisipasi keterlambatan tersebut,  dilakukan Percepatan tanam mengingat potensi air di wilayah Kabupaten Karawang masih cukup baik. "Kita melaju tanam serentak karena karawang potensi air masih tersedia dibandingkan dengan wilayah lain," kata Banun Harpini, Ketua Penanggung Jawab Upsus Jawa Baratdi dusun Kandayakan, Desa Deyehluhur, Kecamatan Tempuran, Jumat (13/7/2018) 

Banun mengatakan, Kabupaten Karawang tertinggal masa penanaman dibandingkan dengan wilayah lain di Jawa Barat.  Dari catatan, wilayah Karawang untuk Juli 2018 Kabupaten Karawang baru mencapai 4500 hektar atau 38 peresn dari target 19 ribu hektar. "Kalau dilihat karawang yang terlambat tanam karena waktunya kepotong puasa dan hal lainnya dan proses panennya agak terlambat.  Kalau terlambat tanamnya penennya juga terlambat," katanya 

Oleh karena itu, upaya antisipasi ada Tim Upaya Khusus Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale) Propinsi Jawa Barat bersama-sama dengan  petani di Kabupaten Karawang  yakni dengan  lakukan Gerakan Percepatan Tanam (Gertam) serentak. “Kita tidak boleh berleha-leha, harus manfaatkan air yang masih tersedia, agar padi dapat terus tumbuh dan panen,” katanya

Menurutnya tim upsus Jabar lakukan gertam diatas 5.990 ha dari luas baku tanam 6.480 ha.  Banun berharap dengan gertam yang dilakukan bersama-sama dapat menambah percepatan luas tambah tanam di desa Deyehluhur . “Saat ini panen telah seluruhnya dilakukan, jumlah luas area yang telah ditanam seluas 490 ha dengan percepatan tanam rata-rata 25 ha perhari. Ini harus diberikan stimulus agar sisa air yang tersedia dapat dimanfaatkan,” jelasnya.  

Tanam padi  serentak terstruktur merupakan cara untuk pengendalian hama dan penyakit.  Berdasarkan pengalaman,  hama meledak dusebabkan karena waktu tanam padi yang tidak serentak, sehingga menyebabkan akumulasi populasi hama pada tanaman padi, jelas Banun.

Dalam mendukung upaya khusus peningkatan produksi padi, jagung dan kedele serta meningkatkan kesejahteraan petani, Kementerian Pertanian selain memberikan bantuan benih unggul, pupuk dan alsintan juga  mengembangkan berbagai program strategis.  Antara lain, asuransi petani, jaminan ganti rugi bagi petani di tengah ancaman bencana kekeringan khususnya di wilayah sentra produksi padi seperti di Kabupaten Karawang yang merupakan sentra padi utama di Provinsi Jawa Barat selain Subang dan Indramayu. 

Selain itu guna mendorong produktifitas padi tim upsus Kabupaten Karawangbjuga lakukan Rehabilitas Jaringan Irigasi Tersier (RIJT) untuk menjamin ketersediaan air, penyediaan alat dan mesin pertanian (ALSINTAN), penyediaan dan penggunaan benih unggul, optimalisasi lahan (OPLA) dengan penyediaan dan penggunaan pupuk berimbang, pengaturan musim tanam dengan menggunakan Kalender Musim Tanam (KATAM), pelaksanaan program Gerakan Penerapan dan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT)  serta uji teknologi Demfarm. Dan satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah peran kerjasama Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian Propinsi dan Kabupaten bersama dengan Bintara Pembina Desa, Babinsa TNI Angkatan Darat.

Mayor  Inf. Tatang Basujata, Kasdim 0604 Kabupaten Karawang didampingi Kapt Inf Wawan Triyuana Danramil  0403/Rawamerta menyampaikan bahwa tugasnya bersama anggota adalah mensukseskan pembangunan,  salah satunya membantu petani, “Sukses program upsus pajale menjadi prioritas kami,” katanya.

Berada dibawah Kodim 0604 Karawang, Koramil 0403/Rawamerta memiliki daerah teritorial di 2  kecamatan masing-masing Rawamerta dan Tempuran. Tatang juga melaporkan bahwa  petani di desa Kecamatan Rawamerta masih lakukan sisa panen di atas lahan 45 ha. Dan seluruh petani dan tim upsus bersiap untuk lakukan gertam serentak di atas lahan luas baku tanam 4.191 ha. “Posko gertam sebagai sarana berkomunikasi bagi petani dan Babinsa juga telah kami siapkan di 2 kecamatan untuk merespon kesulitan dan masalah yang dihadapi petani,” jelas Tatang.