Golok, Senjata Produk Budaya

Golok, Senjata Produk Budaya

KlikKarawang - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menginginkan agar senjata tajam jenis golok yang dihasilkan perajin golok Cisaat, Sukabumi, dihargai sebagai produk budaya di Indonesia.

"Sudah saatnya kita menghargai karya budaya bangsa. Golok itu salah satu produk kebudayaan," katanya, saat menerima keluhan Yedi Bedog, perajin golok asal Cibatu, Cisaat, Sukabumi, di sela kegiatan kampanye perdana-nya, di Kabupaten Karawang, Jabar, Kamis.

Perajin golok asal Sukabumi itu secara tiba-tiba menemui Dedi Mulyadi di Karawang, untuk mengungkapkan keluh kesah atas kondisi pemasaran golok produknya.

Meski kesulitan pemasaran, Yedi tidak meninggalkan profesi yang telah digelutinya sejak remaja itu. Sebab profesi tersebut merupakan warisan yang sudah turun temurun di keluarga besarnya.

Ia mengakui, saat ini golok yang diproduksi kalah bersaing dengan golok hasil pabrikan. Sebab strategi pemasaran golok produk pabrikan tersebut lebih gencar dibanding produk golok tradisional.

Mendapat keluhan perajin golok asal Sukabumi itu, Dedi Mulyadi menyatakan bahwa golok merupakan salah satu karya budaya bangsa.

Tetapi nasib produk budaya di Indonesia kebanyakan tidak semapan nasib produk budaya di Jepang.

"Di Jepang, masyarakatnya sangat menghargai samurai yang merupakan senjata khas negara itu. Kalau penghargaan bangsa kita terhadap produk budaya sudah seperti itu. Maka saya yakin (popularitas) golok dari Cisaat bisa seperti samurai dari Jepang," kata dia.

Meski begitu, ia mengingatkan agar perajin golok Cisaat bisa lebih memperhatikan desain artistik pada golok yang diproduksi, agar lebih menarik dan bisa laku keras.

"Golok bisa seperti samurai, desain artistiknya tinggal dibuat. Caranya, tambahkan ukiran yang bagus. Tidak boleh dimistifikasi, ini rasional, untuk menarik pembeli," ujarnya.

Ia mengatakan, untuk membawa golok sejajar dengan samurai, dibutuhkan berbagai piranti, baik infrastruktur maupun suprastruktur. Karena itu, ke depan perlu ada fasilitas kepada para perajin golok.

"Dari mulai hulu hingga hilir, branding, packaging dan marketing itu difasilitasi. Kalau produk berkualitas, saya yakin bisa berkembang dan menarik perhatian," katanya.